RAN PASTI di Kalimantan Barat: Stunting Bisa Ditangkal Sejak Dini

Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) merupakan salah satu dari 12 provinsi prioritas yang memiliki prevalensi stunting tertinggi di Indonesia tahun ini. Berdasarkan Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, 4 kabupaten di Kalimantan Barat memiliki angka stunting yang tinggi.
.
Kubu Raya “dinobatkan” sebagai daerah “merah” terbesar di Kalbar karena memiliki prevalensi stunting di atas kisaran 40 %. Bersama Sintang, Melawi, dan Sambas masuk dalam status merah.
.
10 kabupaten/kota yang berstatus “kuning”, diurut dari yang memiliki prevalensi tertinggi hingga terendah mencakup Mempawah, Kapuas Hulu, Landak, Bengkayang, Sekadau, Sanggau, Kayong Utara, Kota Pontianak, Ketapang, dan Kota Singkawang. Bahkan, Mempawah dengan prevalensi 29,7 %. Tidak ada satu pun kabupaten atau kota di Kalbar yang berstatus “hijau” dan “biru”. Hanya Kota Singkawang yang memiliki angka prevalensi terendah dari seluruh wilayah di Kalimantan Barat dengan prevalensi 22,3 %.
.
“Probematika stunting akan menyebabkan kesenjangan kesejahteraan yang semakin buruk. Stunting menyebabkan kemiskinan antar generasi yang berkelanjutan. Selain itu stunting dapat meningkatkan resiko kerusakan otak, dan menjadi pemicu penderitanya terkena penyakit metabolik seperti diabetes juga penyakit yang berkaitan dengan jantung pada penderitanya di masa dewasa,” ungkap Kepala BKKBN, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K).
.
Untuk memastikan komitmen bersama dalam percepatan penurunan angka stunting, BKKBN menggelar Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI) di Pontianak pada Senin (14/3).